Kamis, 03 Oktober 2013

Kepemimpinan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara  berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin.
Sejarah timbulnya kepemimpinan yaitu sejak zaman nenek moyang dahulu kala. Kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai terbentik unsur-unsur kepemimpinan.
Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama seperti seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga saat ini seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok atau organisasi.
Kepemimpinan muncul diantara orang-orang, melibatkan kegunaan, pengaruh, dan digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan. Pengaruh berarti hubungan diantara orang-orang yang tidak pasif. Selain itu, pengaruh didesain untuk mencapai beberapa hasil akhir dan tujuan. Oleh karena itu kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang-orang untuk mencapai tujuan organisasional. Dalam kenyataannya kepemimpinan dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan keritis dalam membuntuk kelompok, organisasi, atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.
1.2    Rumusan Masalah
1.    Bagaimana teori kepemimpinan itu dan teori apa saja yang melandasinya ?
2.    Bagaimana gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin ?
3.    Sebutkan dan jelaskan tentang tipologi kepemimpinan ?
4.    Apa tugas dan peran seorang pemimpin ?
5.    Bagaimana perilaku pemimpin yang seharusnya ?
6.    Apa pendekatan yang mendasari perilaku pemimpin ?

1.3    Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui teori kepemimpinan dan teori-teori yang melandasinya.
2.    Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang digunakan atau dimiliki oleh seorang pemimpin.
3.    Untuk mengetahui tipe-tpe seorang pemimpin.
4.    Untuk mengetahui tugas dan peran dari seorang pemimpin.
5.    Untuk mengetahui bagaimana perilaku pemimpin yang seharusnya.
6.    Untuk mengetahui pendekatan yang mendasari perilaku seorang pemimpin.

1.4    Manfaat Penulisa
1.    Mamahami teori kepemimpinan dan teori-teori yang melandasinya.
2.    Mamahami gaya kepemimpinan yang digunakan atau dimiliki oleh seorang pemimpin.
3.    Mamahami tipe-tpe seorang pemimpin.
4.    Mamahami tugas dan peran dari seorang pemimpin.
5.    Mamahami bagaimana perilaku pemimpin yang seharusnya.
6.    Mamahami pendekatan yang mendasari perilaku seorang pemimpin.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1    Pemimpin dan Kepemimpinan
Pemimpin
Menurut Miftha Thoha dalam bukunya Prilaku Organisasi (1983: 255), Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya.
Definisi lain mengatakan bahwa pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan (Kartini Kartono, 1994 : 33).
Dalam mendeteksi siapakah pemimpin itu, ada 2 kriteria menurut Soejono Trimo, 1986 yaitu :
1.    Jumlah pengaruh seseorang atas anggota dan kelompoknya,
2.    Sikap para anggota kelompok terhadap sesamanya.
Ada beberapa sebab yang dapat menimbulkan tampilnya seseorang atau beberapa orang pemimpin dalam suatu kelompok :
1.    Pertumbuhan dan kekomplekan kelompok itu
2.    Bila kelompok menghadapi krisis
3.    Bila kelompok dalam keadaan tidak stabil
4.    Bila pemimpin lama gagal menjalankan fungsinya
5.    Timbulnya kebutuhan-kebutuhan pribadi dan anggota kelompok
Seorang pemimpin ataupun eksekutif seyogianya memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar meliputi :
1.    Teknis : paham dan kompeten dalam kegiatan atau area tertentu yang menyangkut prosedur, teknik dan prosedur pengelolaannya.
2.    Menguasai humor skills : mampu bekerjasama dengan orang lain sebagai bagian dari kelompoknya.
3.    Keterampilan konseptual : sebagai organisasi sebagai suatu sistem dalam berbagai fungsi organisasi saling tergantung.
4.    Komunikatif : terampil berkomunikasi dengan orang lain.
Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Definisi Kepemimpinan menurut Tead, Terry, Hoyt (dalam Kartono, 2003) adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Kepemimpinan menurut Young (dalam Kartono, 2003) lebih terarah dan terperinci dari definisi sebelumnya. Menurutnya kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivias dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama mencapai suatu tujuan yang memang diinginkan bersama. (Susilo Martoyo, 1990).
Dalam organisasi atau perusahaan yang besar, kepemimpinan terbagi dalam 3 strata utama yiatu :
1.    Top Management : yang tekanan tugasnya pada pelaksanaan administrasi dalam menyusun rencana, policy dan laporan terdiri daripada direksi.
2.    Middle Management : eksekutif pelaksanaan rencana dan policy organisasi terdiri dari para kepala bagian.
3.    Operating Management : eksekutif di lapangan yang terdiri dari kepala-kepala unit pelaksana, para pengawas di lapangan.
Dalam organisasi formal, kekuasaan dan tanggung jawab menejerial dapat dibagi dalam 2 komponen (areas) yang besar, yakni :
1.    Administrasi
2.    Pelaksana (execution)

2.2    Ciri-ciri Pemimpin
Menurut Sondang P. Siagian, pemimpin dan kepemimpinan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.         Pendidik umum yang luas. Seorang pemimpin adalah seorang generalis yang baik sehingga mempunyai kemampuan untuk mengembangkan managerial skill yang dituntut oleh tugasnya.
2.         Kemampuan berkembang secara mental. Seperti halnya dengan seseorang, termasuk pemimpin harus tumbuh secara mental sehingga terhindar dari proses stagnasi dalam kehidupan kepemimpinan.
3.         Ingin tahu. Yang tetap dalam dunia adalah perubahan. Kesadaran akan perubahan tersebut akan menghantarkan seorang pemimpin menjadi kreatif dan inovatif.
4.         Kemampuan analitis. Syarat sukses seorang pemimpin adalah kemampuannya dalam menganalisis situasi yang dihadapi dengan cermat, mantap dan matang.
5.         Memiliki daya ingat yang kuat. Kekuatan daya ingat yang mantap akan mampu menghantarkan pemimpin tersebut menjadi cermat dalam memproses dan menjaring informasi yang relevan.
6.         Kapabelitas integratif. Dengan kapabelitas integratif yakni kemampuan yang mencakup berbagai aspek sangat membantu pemimpin tersebut untuk menggerakkan roda administrasi organisasi.
7.         Keterampilan berkomunikasi. Efektivitas seorang pemimpin adalah sangat ditentukan oleh keterampilannya dalam berkomunikasi.
8.         Keterampilan mendidik. Pemimpin juga seorang pendidik ketika bawahan menghadapi kesulitan bertugas, ia cenderung meminta petunjuk kepada atasannya tentang cara memecahkan persoalan tugasnya.
9.         Rasionalitas dan objektivitas. Pemimpin harus rasional dan objektiv tidak boleh emosional sehingga keputusan yang akan diambil selalu tepat.
10.     Pragmatis. Pemimpin selalu menghendaki agar keputusannya bisa dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada.
11.     Sense of Urgency. Seorang pemimpin harus mampu mengatur prioritas, mana yang penting dan tidak penting.
12.     Sense of Cohesiveness. Merasa satu dengan yang dipimpin, kolega, dan atasan. Sangat penting untuk pengembangan kerjasama, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
13.     Sense of Relevance. Pemimpin perlu selalu mengkaitkan keputusan dengan tujuan yang hendak dicapai atau persoalan yang akan dipecahkan.
14.     Kecerdasan. Syarat mutlak seorang pemimpin agar bisa diteladani adalah adanya nuansa kewajaran dan kesederhanaan dalam perilaku kesehariannya.
15.     Keberanian. Keberanian adalah modal bagi pemimpin dalam menghadapi segala tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadnya.
16.     Adaptebilitas dan fleksibilitas. Pemimpin tersebut harus menghindarkan diri dari sifat kekakuan karena akan mengganggu kinerja kepemimpinannya.
17.     Kemampuan mendengar. Pemimpin harus siap mendengar saran atau pendapat orang lain.
18.     Ketegasan. Pemimpin tersebut mesti tegas dalam menghadapi bawahan serta ketidaktentuan demi stabilitas organisasi.
Berdasarkan pada prinsip-prinsip, karakteristik seorang pemimpin menurut Stephen R. Coney adalah :
1.    Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2.    Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3.    Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik.

2.3    Sifat-sifat Kepemimpinan 9-C
1.    Consciousness
Kesadaran akan perlunya memiliki pengetahuan, spesialisasi, fakta, teori yang handal untuk menjalankan tugasnya.
2.    Coherence
Mampu menghubungkan berbagai ilmu pengetahuan yang diperlukan bagi pelaksanaan tugasnya.
3.    Constancy
Mempunyai kemantapan pendirian, sikap, dan kemampuan.
4.    Conviction
Mempunyai keyakinan, tekad, dan prinsip-prinsip yang tangguh.
5.    Creativeness
Mempunyai banyak ide, kreasi, dan daya cipta yang tinggi.
6.    Consclentiousness
Mempunyai kecermatan dalam segala hal, terutama dalam perumusan dan pelaksanaan rencana.
7.    Courage
Mempunyai kekuatan dan keberanian moral untuk bertindak, mengambil resiko, dan tidak tenggelam dalam perasaan.
8.    Captivation
Mempunyai kepribadian yang menarik, kharisma dan daya serta gaya pikat yang tinggi.
9.    Cleverness
Mempunyai kepandaian dan keterampilan yang tinggi.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1    Teori Kepemimpinan
Bersama Dari kelima definisi ini, para ahli ada yang meninjau dari sudut pandang dari pola hubungan, kemampuan mengkoordinasi, memotivasi, kemampuan mengajak, membujuk dan mempengaruhi orang lain.
Dalam hal kepemimpinan ini terdapat teori-teori yang mendukungnya, diantaranya adalah :
a.    Teori Sifat atau Ciri Kepribadian
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Teori ini melihat apakah seseorang itu mempunyai jiwa kepemimpinan atau tidak dengan karakteristik :
§  Membedakan seorang pemimpin dengan yang bukan pemimpin
§  Percaya diri
§  Berwawasan luas dalam berbagai situasi
§  Mempunyai hasrat untuk memimpin
§  Jujur
§  Berintegrasi
Kelemahan teori ini :
§  Dalam situasi yang berbeda, maka pemimpin tersebut harus mengubah kepribadianya atau dalam artian ia harus dapat menyesuikan prilaku dan sikapnya.
§  Seorang yang percaya diri tidak selalu dapat dikatakan pemimpin.
§  Seorang yang ambisius belum dapat dikatakan seorang pemimpin yang efektif.
§  Teori ini hanya menjelaskan ciri-ciri saja.
b.    Teori Prilaku
Teori ini berdasarkan bagaimana prilaku yang biasa dipakai seorang pemimpin selain itu teori ini juga berpendapat bahwa seorang pemimpin dapat melatih orang yang tepat. Terdapat beberapa penelitian terhadap hal ini :
1.    Studi Universitas Negeri Ohio
Penelitian ini diprakarsai oleh Fleishman dan teman-temannya dengan tujuan meneliti tentang perilaku pemimpin dan menentukan pengaruh dari kepemimpinan terhadap prestasi kerja dan kepuasan kelompok dengan mengidentifikasi 2 faktor, yaitu :
§  Pemrakarsa Struktur
Berkaitan dengan sejauh mana pemimpin mengorganisir dan menentukan tugas, menetapkan cara menyelesaikannya, membentuk jaringan komunikasi dan menilai orestasi kelompok.
§  Pertimbangan
Pertimbangan perilaku pemimpin yang meliputi kepercayaan, saling menghargai, persahabatan, dukungan, dan memperhatikan kesejahteraan karyawan.
2.    Studi Universitas Michigan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui gaya perilaku pemimpin terhadap prestasi dan kepuasan kerja kelompok. Terdapat 2 gaya kepemimpinan yang dikenali dalam penelitian ini yaitu :
§  Gaya kepemimpinan pemusatan tugas
Menekankan pada penggunaan, supervisi kekuasaan legitimasi dan paksaan, menempati jadwal waktu, dan penilaian prestasi kerja yang ketat.
§  Gaya kepemimpinan pemusatan karyawan
Menekankan pada delegasi wewenang dan taggung jawab serta memperhatikan kesejahteraan karyawan.
3.    Gradi Manajemen atau Kisi-kisi Manajerial
Gradi manajemen dikembangkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Gradi manajemen merefleksikan gaya kepemimpinan individual dan tim/organisasi serta 2 dimensi orientasi yaitu orientasi produksi dan karyawan. Penelitian ini menekankan pada manajer akan pentingnya orientasi yang tinggi pada kedua orientasi tersebut dan menjabarkan delapan puluh satu gaya kepemimpinan yang berbeda dalam karyawan dan produksi.
Terdapat dua elemen untuk membedakan pemimpin :
§  Pemimpin orientasi karyawan, bertumpu pada aspek kebutuhan serta pembedaan individu, pemimpin seperti ini akan membangun hubungan baik dengan organisasi.
§  Pemimpin orientasi produksi, bertumpu pada aspek teknis, dalam artian jika seorang pimpinan telah memberikan tugas, maka tidak ada dispensasi jika tidak dapat melaksanakan tugas.
4.    Skandinavia
Berpendapat bahwa dunia membutuhkan dimensi baru dalam kehidupan. Pemimpin yang berorientasi pada pengembangan ide-ide baru, inovasi dan implementasi perubahan.
Kelemahan teori ini :
§  Faktor pribadi seseorang pemimpin dapat mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin.
§  Teori ini berhasil mengidentifikasikan hubungan yang konstan antara pola prilaku kepemimpinan dan kinerja kelompok, namun tidak mampu menjelaskan faktor-faktor situasi yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin.
c.    Teori Situasional
Terdapat beberapa model dari teori ini, yaitu :
1.    Model Fielder
Ide dasarnya adalah mencocokkan gaya kepemimpinan dengan situasi yang paling menguntungkan untuk kepentingannya.
a.    Gaya kepemimpinan :
§ Seorang pemimpin yang berorientasi pada hubungan memerhatikan orang-orang, seperti dalam gaya pertimbangan.
§ Seorang pemimpin yang berorientasi pada tugas sangat termotivasi oleh penyelesaian tugas.
b.    Situasi
§ Kualitas hubungan pemimpin – anggota merujuk pada suasana kelompok dan sikap anggota terhadap pimpinanya dan penerimaan pimpinan. Apabila para bawahan mempercayai, menghormati, memiliki keyakinan terhadap pimpinan hubungan pemimpinm- anggota dianggap baik.
§ Struktur tugas merujuk pada sejauh mana tugas-tugas yang dikerjakan oleh kelompok didefenisikan, melibatkan prosedur tertentu, dan memiliki tujuan yang jelas dan eksplisit.
§ Kekuasaan Posisi yaitu sejauh mana pemimpin memiliki kekuasaan atas bawahannya. Kekuasaan posisi tinggi pada saat pemimpin memiliki kekuasaan untuk merencanakan dan mengatur pekerjaan bagi bawahan, mengevaluasinya, dan memberikan penghargaan atau hukuman untuk mereka.
2.    Hershey dan Blanchart
Seorang pemimpin dapat menggunakan satu dari empat dari gaya kepemimpinan, berdasarkan pada kombinasi perilaku hubungan dan tugas :
§  Gaya memerintah (telling style) mencerminkan perhatiaan yang besar terhadap produksi dan perhatiaan kecil terhadap orang-orang.
§  Gaya menjual (selling style) didasarkan pada perhatiaan besar pada orang-orang dan produksi.
§  Gaya partisipasi (participating style) didasarkan pada kombinasi perhatiaan besar terhadap orang-orang dan perhatiaan kecil terhadap produksi.
§  Gaya mendelegasikan (delegating style) mencerminkan perhatian sedikit terhadap orang-orang dan produksi.
Berdasarkan gaya kepemimpinan diatas, maka dapat dikategorikan jenis pengikut dan cara mengatasinya :
§  Tingkat kesiapan rendah. Karyawan tidak mampu dan tidak ingin melakukan tugas, maka seorang pemimpin perlu memberikan alasan khusus. Gaya memerintah cocok dipakai ketika seorang atau lebih bawahan menampilkan tingkat kesiapan rendah, pemimpin harus tegas dalam memberi tahu apa yang sebenarnya harus dilakukan oleh bawahan.
§  Tingkat kesiapan sedang. Karayawan tidak mampu namun ingin melaksanakan tugas, maka seorang pemimpin perlu memaparkan orientasi tugas-tugas yang tinggi. Gaya menjual sangat cocok dipakai. Gaya menjual tidak hanya melibatkan pemberian perintah, tetapi juga pencarian masukkan dari orang lain dan pengklarifikasian tugas-tugas daripada sekadar pemberian intruksi bahwa tugas-tugas harus dikerjakan.
§  Tingkat kesiapan tinggi. Karyawan yang mampu namun tidak ingin, maka seorang pemimpin perlu mendukung dan memotivasi karyawan. Gaya yang cocok dipakai adalah partisipasi. Gaya partisipasi memungkinkan pemimpin untuk membimbing perkembangan para bawahan dan bertindak sebai pemberi nasihat dan bantuan.
§  Tingkat kesiapan sangat tinggi. Karyawan yang mampu dan ingin, maka pemimpin tidak perlu brbuat banyak. Gaya mendelegasikan bisa digunakan dengan sangat efektif. Karena baawahan mempunyai tingkat kesiapan yang sangat tinggi, pemimpin bisa mendelegasikan tanggung jawab untuk membuat keputusan serta implementasinya pada bawahan untuk menyelesaikan tugas. Pemimpin memberikan tujuan umum dan kekuasaan yang cukup untuk mengerjakan tugas yang dirasa sesuai oleh bawahan.
Hersey dan Blanchard (1992) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan. Bertolak dari pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) mengajukan proposisi bahwa gaya kepemimpinan (k), pimpinan (p), bawahan (b), situasi tertentu (s) dan gaya kepemimpinan (f) dapat dinotasikan sebagai :
k = f (p, b, s).
Menurut Hersey dan Blanchard, pimpinan adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Organisasi akan berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dan setiap pimpinan mempunyai keterampilan yang berbeda, seperti keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual. Sedangkan bawahan adalah seorang atau sekelompok orang yang merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau pengikut yang setiap saat siap melaksanakan perintah atau tugas yang telah disepakati bersama guna mencapai tujuan.
Adapun situasi menurut Hersey dan Blanchard adalah suatu keadaan yang kondusif, di mana seorang pimpinan berusaha pada saat-saat tertentu mempengaruhi perilaku orang lain agar dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam satu situasi misalnya, tindakan pimpinan pada beberapa tahun yang lalu tentunya tidak sama dengan yang dilakukan pada saat sekarang, karena memang situasinya telah berlainan. Dengan demikian, ketiga unsur yang mempengaruhi gaya kepemimpinan tersebut, yaitu pimpinan, bawahan dan situasi merupakan unsur yang saling terkait satu dengan lainnya, dan akan menentukan tingkat keberhasilan kepemimpinan.
3.    Leader Member Exchange (LMX) Theory
Pengganti (substitute) variabel situasional yang membuat gaya kepemimpinan menjadi tidak ada gunanya atau berlebihan. Sedangkan penetral (neutralizer) variabel situasional yang meniadakan gaya kepemimpinan dan mencegah pemimpin menampilkan prilaku-prilaku tertentu. Para pemimpin menciptakan kelompok dalam dan kelompok luar. Pada kelompok dalam terdapat karyawan yang memiliki kinerja, memiliki tingkat pengunduran diri yang rendah dan tingkat kepuasan yang tinggi.
4.    Path-Goal Theory
Teori ini menyatakan bahwa tugas seorang pemimpin itu adalah memotivasi dan mendampingi karyawan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi, pemimpin juga harus mengarahkan karyawan atau bawahanya. Pemimpin meningkatkan motivasi mereka dengan mengklarifikasikan alur para bawahan untuk mendapatkan penghargaan yang ada atau meningkatkan penghargaan yang dianggap penting dan diinginkan oleh para baawahan. Dua kontingensi situasional yang penting dalam teori alur tujan adalah :
a.    Karakteristik-karakteristik pribadi para bawahan meliputi faktor-faktor seperti kemampuan , kebutuhan, dan motivasi. Apabila para bawahan bersifat egosentris pemimpin harus menggunakan penghargaan-penghargaan untuk memotivasi mereka.
b.    Kontingensi lingkungan kerja melibatkan tingkat struktur tugas , sifat sistem otoritas formal dan kelompok kerja itu sendiri.

3.2  Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995). Keduanya menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan tersebut dikenal sebagai gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin dapat diterangkan melalui tiga aliran teori berikut ini :
1.    Teori Genetis (Keturunan)
Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader are born and nor made” (pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau determinitis.
2.    Teori Sosial
Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “Leader are made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
3.    Teori Ekologis
Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran. Namun demikian, penelitian yang jauh lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa saja faktor yang menyebabkan timbulnya sosok pemimpin yang baik.
3.3    Tipologi Kepemimpinan
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe kepemimpinan, diantaranya adalah sebagian berikut :
1.    Tipe Otokritas.
Seorang pemimpin yang otokritas ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut :
§  Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi.
§  Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
§  Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata; Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat.
§  Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya.
§  Dalam tindakan pengge-rakkannya sering memperguna-kan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2.    Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut :
§  Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan.
§  Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya.
§  Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan.
§  Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan; Sukar menerima kritikan dari bawahannya.
§  Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3.    Tipe Paternalistis
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut :
§  Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
§  Bersikap terlalu melindungi (overly protective).
§  Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan.
§  Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif.
§  Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
§  Sering bersikap maha tahu.
4.    Tipe Karismatik dan Visioner
Karismatik dideskripsikan sebagai api yang membakar energi dan komitmen para pengikut, mengeluarkan hasil-hasil diatas dan diluar kewajiban. Pemimpin kharismatik memiliki kemampuan menginspirasi dan memotivasi orang-orang untuk melakukan lenih dari yang biasa mereka l;akukan tanpa terpengaruh oleh rintangan-rintangan dan pengorbanan pribadi.
Para pengikut lebih mementingkan kepentingan departemen atau organisasi diatas kepentingan pribadi . Pengaruh para pemimpin kharismatik biasanya berasal dari:
§  Menyatakan visi yang tinggi akan masa depan khayalan yang diidentifikasikan oleh para karyawan.
§  Membentuk sistem nilai korporasi yang disetujui semua orang.
§  Memercayai para bawahan dan mendapatkan kepercayaan penuh dari mereka sebagai balasan.
Pemimpin-pemimpin kharismatik seringkali terampil dalam seni kepemimpinan Visioner. Pemimpin-pemimpin visioner bicara dari hati ke hati pada bawahannya. Visi adalah masa depan yang atraktif dan ideal yang dapat dipercaya tetapi belum tercapai.
5.    Tipe Transformasional
Pemimpin-pemimpin transformasional mirip dengan pemimpin kharismatik, tetapi dibedakan oleh kemampuan khusus mereka untuk mendatangkan inovasi dan perubahan dengan menghargai kebutuhan dan perhatian para pengikut, membantu mereka melihat masalah-masalh lama dalam cara-cara baru dan mendorong mereka untuk mempertanyakan status quo.
Pemimpin-pemimpin transformasional menciptakan perubahanyang significan dalam diri pengikut dan dalam tubuh organisasi .mereka memiliki kemampuan untuk memimpin perubahan dalm misi, strategi, struktur, dan kultur perusahaan juga dalam memajukan inovasi produk dan teknologi. Mereka fokus pada kualitas yang tidak nyata seperti visi, nilai-nilai yang sama, dan ide-ide untuk membangun hubungan-hubungan, memberi arti yang lebih besar pada bermacam-macam aktivitas dan mencari landasan yang sama untuk melibatkan para pengikut dalam proses perubahan.
6.    Tipe Demokratis
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
§  Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia.
§  Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya.
§  Senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya.
§  Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan.
§  Ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain.
§  Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
§  Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.

3.4    Tugas dan Peran Pemimpin
Tugas Pemimpin
Tugas utama seorang pemimpin menurut James A.F Stonen meliputi :
§  Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.
§  Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas)
Pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
§  Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
§  Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
§  Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
§  Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
§  Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Peran Pemimpin
§  Peran hubungan antar perorangan
Dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
§  Fungsi Peran informal
Sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
§  Peran Pembuat keputusan
Berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.

3.5    Perilaku Pemimpin
Perilaku seorang pemimpin dapat digolongkan menjadi beberapa model, antara lain meliputi :


1.    Kepemimpinan Suportif
Melibatkan perilaku pemimpin yg menunjukkan perhatian terhadap kasejahteraan dan kebutuhan pribadi para bawahan. Perilaku kepemimpinan tersebut terbuka, bersahabat, dan ramah.
2.    Kepemimpinan direktif
Muncul ketika pemimpin memberi tahu para bawahan apa yang harus mereka kerjakan. Perilaku pemimpin meliputi perncanaan, pembuatan jadwal, panentuan tujuan kerja dan standar-standar perilaku serta penekanan ketaatan pada peraturan-peraturan.
3.    Kepemimpinan partisipatif
Berarti pemimpin berkonsultasi dengan para bawahannya tentang keputusan-keputusan. Perilaku pemimpin terdiri atas menanyakan opini dan saran, mendorong partisipasi dalam pembuatan keputusan, dan menemui para bawahan di lingkungan kerja.
4.    Kepemimpinan yang berorientasi pada pencapaian
Muncul ketika pemimpin menentukan tujuan yang jelas dan menantang bagi para bawahan. Perilaku pemimpin menekankan kinerja kualitas tinggi dan peningkatan kinerja saat ini.

3.6    Pendekatan Perilaku pemimpin
Pendekatan perilaku utama seorang pemimpin terbagi dua yaitu :
a.    Pertimbangan, yaitu tipe perilaku yang mendeskripsikan sejauh mana pemimpin sensitif thd para bawahan,menghormati ide-ide dan perasaan mereka,serta membangun kepercayaan mutual.
b.    Struktur awal, yaitu tipe perilaku pemimpin yg mendeskripsikan sejauh mana pemimpin berorientasi pd tugas&mengarahkan aktivitas-aktivitas kerja bawahan untuk mencapai tujuan.
 
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1    Kesimpulan
Menurut Miftha Thoha dalam bukunya Prilaku Organisasi (1983: 255), Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya.
Seorang pemimpin ataupun eksekutif seyogianya memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar meliputi :
1.    Teknis
2.    Menguasai humor skills
3.    Keterampilan konseptual
4.    Komunikatif
Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivias dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama mencapai suatu tujuan yang memang diinginkan bersama. (Susilo Martoyo, 1990).
Dalam organisasi atau perusahaan yang besar, kepemimpinan terbagi dalam 3 strata utama yiatu :
1.    Top Management
2.    Middle Management
3.    Operating Management
Menurut Stephen R. Coney, seorang pemimpin memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut :
1.    Seorang yang belajar seumur hidup
2.    Berorientasi pada pelayanan
3.    Membawa energi yang positif
Dalam hal kepemimpinan ini terdapat teori-teori yang mendukungnya, diantaranya adalah :
1.      Teori sifat
2.      Teori perilaku
3.      Teori situasional
Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin dapat diterangkan melalui tiga aliran teori berikut ini :
1.    Teori genetis (keturunan)
2.    Teori sosial
3.    Teori ekologis
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe kepemimpinan, diantaranya adalah sebagian berikut :
1.    Tipe otokritas
2.    Tipe militeristis
3.    Tipe paternalistis
4.    Tipe karismatik dan visioner
5.    Tipe transformasional
6.    Tipe demokratis
Perilaku seorang pemimpin dapat digolongkan menjadi beberapa model, antara lain meliputi :
1.    Kepemimpinan suportif
2.    Kepemimpinan direktif
3.    Kepemimpinan partisipatif
4.    Kepemimpinan yang berorientasi pada pencapaian

4.2    Saran
1.    Agar pemimpin dapat mengetahui tipe-tipe seorang pemimpin dan dapat menjadi pemimpin yang ideal bagi dirinya maupun bawahannya.
2.    Agar pemimpin tidak bertindak semaunya sendiri dan bisa menghargai bawahannya.
3.    Agar bawahan juga mengetahui tipe pemimpinnya sehingga ada rasa saling memahami antara bawahan dan atasan.
4.    Agar pemimpin dapat melaksanakan tugas dan perannya dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat terlaksana dengan baik sebab keberhasilan tujuan tergantung dari seorang pemimpinnya

DAFTAR PUSTAKA

Ardana, I Komang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Gitosudarmo, Indriyo. 1997. Perilaku Keorganisasian, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.
Handoko T. Hani. 1984. Manajemen, Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.
James K, Van Fleet. 1973. Manajemen Kepemimpinan. Jakarta : Mitra.
L, Daft Richard. 2006. Management, Edisi Ke-enam. Jakarta : Salemba Empat.
Mujiati, Ni Wayan. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Mujiono, Imam. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. Yogyakarta : UII Press.
Sudita, I Nyoman. 1997. Perilaku Keorganisasian, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.
Utama, I wayan Mudiartha. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
W, Brown Steven. 1998. Manajemen Kepemimpinan. Jakarta : Profesional Books. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar