Quality
Function Deployment
QFD (Quality Function
Deployment) adalah suatu metode yang dapat memudahkan tim pengembangan
produk untuk mengetahui dengan jelas keinginan dan kebutuhan konsumen, yang
kemudian akan dikaitkan dengan parameter-parameter teknis dan nilai-nilai
sasaran. Dengan demikian, keinginan dan kebutuhan konsumen dapat terpenuhi oleh
produk atau jasa yang akan dikembangkan. QFD pertama kali diterapkan di Jepang
oleh Yoji Akao sebagai metode untuk melakukan perbaikan secara continue
(terus-menerus), sesuai dengan karakteristiknya yaitu Hinshitsu, Kino, dan
Tenkai, yang kemudian diterjemahkan menjadi Quality Function Deployment.
Manfaat
QFD bagi perusahaan yang berusaha meningkatkan daya saingnya melaui perbaikan
kualitas dan produktifitasnya secara berkesinambungan adalah sebagai berikut :
1.
Fokus pada pelanggan.
Organisasi
TQM merupakan organisasi yang berfokus pada pelanggan. QFD memerlukan
pengumpulan masukkan dan umpan balik dari pelanggan.
2.
Efisiensi waktu.
QFD
dapat mengurangi waktu pengembangan produk karena memfokuskan pada persyaratan
pelanggan yang spesifik dan telah diidentifikasikan dengan jelas.
3.
Orientasi kerja sama tim (Teamwork Oriented).
QFD
merupakan pendekatan kerjasama tim. Semua keputusan dalam proses didasarkan
konsensus dan dicapai melalui diskusi mendalam dan brainstorming.
4.
Orientasi pada dokumentasi.
Salah
satu produk yang dihasilkan dari proses QFD adalah dokumen komprehensif
mengenai semua data yang berhubungan dengan segala proses yang ada dan
perbandingannya dengan persyaratan pelanggan.
Dari
ke empat point mnfaat di atas, secara spesifik manfaat penerapan QFD yaitu
sebagai berikut :
·
Meningkatkan Keandalan Produk.
·
Meningkatkan Kualitas Produk.
·
Meningkatkan Kepuasan Konsumen.
·
Memperpendek time to market.
·
Mereduksi biaya perancangan.
·
Meningkatkan komunikasi.
·
Meningkatkan Produktivitas.
·
Meningkatkan keuntungan perusahaan.
Selain itu juga, QFD dapat menjalankan atau memperlancar cross functional
communication dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sehingga proses
komunikasi antar divisi atau fungsi organisasi dapat berjalan dengan lancar.
Empat langkah pengerjaan yang harus diperhatikan dalam Quality Function
Development (QFD) , antara lain adalah :
1. Product Planning
(House of Quality).
2. Design Deployment.
3. Manufacturing
Planning.
4. Production
Planning.
Proses dalam membuat DFD
Dalam QFD, dikenal suatu
matrik utama yang sangat penting yaitu House Of Quality yang dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Quality
Function Deployment (House Of Quality)
Keterangan :
· Customer Needs : berisi daftar kebutuhan konsumen
berkaitan dengan produk yang sedang dikembangkan.
· Importance To
Customer : berisi tingkat
kepentingan (bobot) dari kebutuhan-kebutuhan konsumen.
· Customer
Satisfaction Performance :
berisi tingkat kepuasan konsumen terhadap produk atau jasa yang telah ada.
· Competitive
Satisfaction Performance :
berisi tingkat kepuasan konsumen terhadap produk atau jasa pesaing.
·
Goal : berisi target yang ingin dicapai oleh tim pengembang berkaitan dengan tingkat
kepuasan konsumen.
·
·
Sales Point : berisi informasi mengenai karakteristik dalam menjual produk atau jasa.
·
Raw Weight : (Importance To Customer) * (Improvement Ratio) * (Sales Point)
·
· Cumulative
Normalized Raw Weight :
menunjukkan seberapa banyak kebutuhan dapat dikelompokkan menjadi kebutuhan yang
paling penting, dua yang paling penting dan seterusnya.
· Technical
Response : berisi aspek-aspek
teknis yang merupakan terjemahan dari kebutuhan-kebutuhan konsumen.
· Relationships : menunjukkan hubungan antara aspek
teknis dengan kebutuhan konsumen.
· Priorities = ∑(nilai numerik dari lambang korelasi
masing-masing kebutuhan * Normalized Raw
Weight-nya)
· Technical
Correlations : menunjukkan
hubungan antara aspek teknis yang satu
dengan lainnya.
· Competitive
Benchmark : untuk memberikan
gambaran posisi produk yang sedang dikembangkan dengan pesaing.
· Targets : Merupakan tujuan sekaligus tahap akhir
dari proses QFD (House Of Quality)
dengan QFD, sasaran dari pengembangan produk dari segi teknis dapat terlihat
hubungannya dengan kebutuhan konsumen, keadaan pesaing, juga keadaan
perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar