Minggu, 20 Oktober 2013

Pengantar Manajemen - Tanggung Jawab Sosial dan Etika Manajemen


Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi

·      Lingkungan sebagai Ruang Lingkup Kegiatan Organisasi
Suatu organisasi bisnis akan berhadapan dengan lingkungan organisasinya, baik lingkungan yang secara langsung mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kegiatan organisasi bisnis, maupun lingkungan yang secara tak langsung terkait dengan organisasi bisnis. Pada intinya, setiap organisasi atau perusahaan perlu menyadari bahwa apa pun yang dilakukannya merupakan suatu reaksi atau tuntutan dari lingkungan atau pun sebaliknya yang merupakan suatu upaya untuk mempegaruhi lingkungannya. Tanggung jawab sosial ini dapat berupa tanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, keadaan ekonomi masyarakat pada umumnya, partisipasi perusahaan dalam pembangunan lingkungannya, dll.

·      Pro dan Kontra Mengenai Tanggung Jawab Sosial

Beberapa Pandangan tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Pandangan Kelompok yang Pro Terhadap Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi Bisnis
Pandangan Kelompok yang Kontra Terhadap Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi Bisnis
Kegiatan bisnis sering kali menimbulkan masalah, oleh karena itu sudah semestinya perusahaan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Perusahaan tidak memilki ahli yang mengkhususkan dalam bidang sosial dan kemasyarakatan, oleh karena itu sulit bagi perusahaan bertanggung jawab.
Perusahaan adalah begian dari lingkungan sosial masyarakat, oleh karena itu sudah semestinya ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi di masyarakat.
Perusahaan yang ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam lingkungan sosial masyarakat justru akan memiliki kekuatan untuk mengontrol masyarakat dan itu indikasi yang kurang baik seara sosial.
Perusahaanbiasanya memiliki sumber daya untuk menyelesaikan masalah di lingkungan sosial masyarakat.
Akan banyak terdapat konflik kepentingan di masyarakat jika perusahaan terlibat dalam aktivitas sosial.
Perusahaan adalah partner dari lingkungan sosial kemasyarakatan, sebagaimana halnya juga pemerintah dan masyarakat lain pada umumnya.
Tujuan perusahaan bukan untuk motif sosial, akan tetapi untuk memperoleh profit dan mencapai tujuan yang diharapkan oleh para pemilik perusahaan.

Terlepas dari pro dan kontra tersebut selayaknya suatu perusahaan memiliki tanggung jawab sosial sebagai konsekuensi logis keberadaanya dalam lingkungan dan masyarakat. Hanya saja tanggung jawab sosial yang harus dipikul perusahaan ini semestinya diatur dengan lebih baik oleh pemerintah sehingga porsinya tidak terlalu menjadi kekuatan yang dominan di masyarakat, namun bersama-sama dengan pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan lingkungan ke arah yang lebih baik.

·      Mengelola Tanggung Jawab Sosial dari Perusahaan
4 strategi dalam tanggung jawab sosial menurut Kreitner  antara lain adalah :
1.    Reaktif
Cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial.     
2.    Defensif
Cenderung membela diri dalam menghindari tanggung jawab sosial.
3.    Akomodatif
Melakukan tanggung jawab sosial untuk menghindari tekanan dari masyarakat.
4.    Proaktif
Mengambil inisiatif dalam tanggung jawab sosial, membentuk model industri yang bertanggung jawab sosial.

·      Manfaat Tanggung Jawab Sosial
Pada dasarnya tanggung jawab sosial akan memberikan manfaat dalam jangka panjang bagi semua pihak yang terkait, dalam hal ini adalah perusahaan, masyarakat, dan pemerintah.


Manfaat bagi Perusahaan
1.    Munculnya citra positif dari masyarakat akan kehadiran perusahaan di lingkungannya.
2.    Kegiatan perusahaan dalam jangka panjang akan dianggap sebagai kontribusi yang positif bagi masyarakat.
3.    Selain membantu perekonomian masyarakat, perusahaan juga akan dianggap bersama masyarakat membantu dalam mewujudkan keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Manfaat bagi Masyarakat
1.    Masyarakat akan memiliki pandangan baru bahwa hubungan antara masyarakat dan dunia bisnis perlu diarahkan untuk kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
2.    Hubungan masyarakat dan dunia bisnis tak lagi dipahami sebagai hubungan antara pihak yang mengeksploitasi dan pihak yang tereksploitasi tetapi hubungan kemitraan dalam membangun masyarakat lingkungan yang lebih baik, tidak hanya di sektor perekonomian tetapi juga dalam sektor sosial, pembangunan, dll.
Manfaat bagi Pemerintah
1.    Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang menetapkan aturan main dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dan memberikan sanksi bagi pihak yang melanggarnya.
2.    Pemerintah sebagai pihak yang mendapat legitimasi untuk mengubah tatanan masyarakat ke arah yang lebih baik akan mendapat partner dalam mewujudkannya.
3.    Sebagian tugas pemerintah dapat dijalankan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau organisasi bisnis.

Konsep Dasar Etika Manajemen

§  Dimensi Etika dalam Manajemen
Menurut Kreitner, Etika pada dasarnya adalah studi mengenai tanggung jawab moral yang terkait dengan apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah. Griffin secara ringkas menyatakan bahwa etika adalah keyakinan akan sesuatu yang dianggap baik dan buruk. Namun Kreitner mengingatkan bahwa etika manajemen lebih jauh lagi berbicara mengenai nilai-nilai yang dianut oleh organisasi sehubungan dengankegiatan bisnis yang dijalankannya.

§  Nilai Personal sebagai Standar Etika
Nilai dan norma dalam personal merupakan suatu hal yang penting dalam manajemen sebab hal itu memiliki peranan penting dalam hal pengambilan keputusan dan etika manajemen. Hal ini memunculkan perlunya pengkajian seputar nilai personal sebagai standart etika.
Nilai sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang mempengaruhi cara pandang, cara berfikir, dan perilaku dari seseorang. Nilai personal pada dasarnya merupakan cara pandang, cara berfikir dan keyakinan yang dipegang oleh seseorang sehubungan dengan segala kegiatan yang dilakukannya.
Nilai Terminal dan Nilai Instrumental
Menurut Kreitner nilai personal dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1.    Nilai Terminal
Merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud melalui perilakunya, yang  di dorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu.
2.    Nilai Instrumental
Adalah pandangan dan cara berfikir seseorang yang berlaku untuk segala keadaan dan diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang harus diperhatikan dan dijalankan.
Pandangan Empiris mengenai Nilai Personal
1.    Nilai Terminal
Nilai-nilai yang perlu dimiliki oleh personal adalah kejujuran, tanggung jawab, kapabilitas, ambisi, dan independensi.
2.    Nilai  Instrumental
Nilai-nilai yang mendominasi para pekerja antara lain adalah penghargaan terhadap pribadi, keamanan dan kesejahteraan keluarga pekerja, kebebasan dan kemerdekaan, dorongan untuh meraih sesuatu, dan kebahagiaan.
Konflik Nilai
Terdapat 3 jenis konflik nilai yang terdapat dalam perusahaan, yaitu :
1.    Konflik Intrapersonal
Pada umumnya terjdi pada individu dengan individu lainnya karena memiliki pandangan dan cara berfikir yang berbeda.
2.    Konflik Individu-Organisasi
Merupakan konflik yang terjadi pada saat nilai yang dianut oleh individu berbenturan dengan nilai yang harus ditanamkan oleh perusahaan. Individu yang cenderung menginginkan kebebasan akan berbenturan dengan nilai yang dianut organisasi yang menuntutnya untuk patuh berdasarkan aturan main yang mungkin dirasakan sebagai sesuatu yang formal dan mengikat.
3.    Konflik antar budaya
Merupakan konflik antar individu maupun antar individu dengan organisasi yang disebabkan oleh adanya perbedaan budaya di antara individu yang bersangkutan atau juga organisasi yang bersangkutan.

§  Bebrapa Isu Seputar Etika
Kreitner mengemukakan beberapa uraian tentang isu seputar etika di masa kini yang sering kali dihadapi oleh perusahaan, antara lain adalah :
1.    Penggunaan obat-obatan terlarang
2.    Pencurian oleh para  pekerja atau korupsi
3.    Konflik kepentingan
4.    Pengawasan kualitas atau quality control
5.    Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
6.    Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
7.    Penyalahgunaan penggunaan ase perusahaan
8.    Pemecatan tenaga kerja
9.    Polusi lingkungan
10.     Cara bersaing dari perusahaan yang dianggap tidak etis
11.     Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
12.     Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan, dll.

Cara Mengukur Etika Manajemen

4 kriteria etika untuk menilai suatu etika menurut Griffin yaitu :
1.    Dari sisi manfaat (nenefits)
Semua pihak bisa merasakan manfaat dari prestasi yang dilakukan pegawai. Perusahaan memperoleh manfaat dari hasil kerja karas pegawainya yang berprestasi demikian juga bagi pegawainya. Insentif memberikan manfaat psikis berupa penghargaan terhadap kerja kerasnya sekaligus manfaat fisik berupa balasan yang seimbang dengan apa yang telah dilakukannya.
2.    Pemenuhan hak-hak (rights)
Memberikan insentif kepada pegawai yang berprestasi-jika memang telah ditetapkan aturannya-memenuhi kriteria pemenuhan hak-hak dari seluruh pihak. Bagi pegawai yang menerima insentif maka ia terpenuhi haknya setelah memberikan prestasi kepada organisasi, bagi yang tidak berprestasi  maka dia tidak memiliki hak untuk mendapatkan insentif hingga dia dapat menunjukkan prestasinya.
3.    Prinsip keadilan (justice)
Tindakan pemberian insentif bagi pegawai yang berprestasi memenuhi prinsip keadilan yaitu dengan memberikan perlakuan yang seimbang dengan apa yang telah ditunjukkan pegawai dalam pekerjaanya.
4.    Pemeliharaan (caring)
Pemberian insentif akan mampu menjaga konsistensi produktivitas kegiatan organisasi, dikarenakan jenis pemberian insentif dapat memacu pegawai untuk bekerja lebih baik bagi organisasinya. Disisi lain juga tetap memeliara motivasi pegawai yang telah menunjukkan prestasi yang baik melalui penghargaan dengan pemberian insentif.


Mendorong Pelaksanaan Etika dalam Manajemen

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa etika manajemen sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan perlu diwujudkan di masa-masa mendatang. Ada beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan oleh perusahaan sehubungan dengan dorongan untuk melaksanakan etika dalam manajemen. Beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan, diantaranya adalah :

v Pelatihan Etika
Manusia pada dasarnya membutuhkan pembiasaan dalam melakukan sesuatu. Sebuah organisasi dalam menjalankan kegiatan pada kenyataannya memerlukan waktu dalam mewujudkannya. Dengan demikian etika dalam bisnis maupun etika dalam manajemen perlu adanya pembiasaan-pembiasaan yang diberlakukan kepada pelaku organisasi, dari mulai level tertinggi hingga terendah.

v Advokasi Etika
Adalah upaya perusahaan untuk menjalankan etika dalam kegiatannya dengan cara menempatkan orang atau tim khusus dalam tim manajemen perusahaan yang bertugas untuk mengontrol dan mengawasi segala kegiatan perusahaan agar tetap memenuhi standar etika.

v Standar aturan mengenai etika perusahaan
Implementasi dari hal ini akan efektif jika memenuhi dua syarat yaitu :
1.    Perusahaan perlu menyatakan secara spesifik kepada publik mengenai code of ethics yang mereka jalankan
2.    Agar code of ethics ini bisa berjalan secara efektif perlu adanya dukungan dari tim manajemen puncak melalui sistem pengawasan tertentu seperti reward atau punishment system.



v Keterlibatan masyarakat dalam mengontrol etika bisnis
Upaya untuk menjamin perusahaan akan menjalankan kegiatannya secara lebih beretika adalah dengan melibatkan publik dalam setiap kegiatan perusahaan yang dianggap tidak beretika. Upaya ini akan mendorong perusahaan agar benar-benar memperhatikan kepentingan publik, dan mencoba mengingatkan perusahaan bahwa jika kegiatan tidak etis dilakukan, maka perusahaan akan menghadapi konsekuensi logis berupa penilaian buruk dari masyarakat

2 komentar: