Selasa, 01 Oktober 2013

Lean Manufacturing


Lean Manufacturing adalah suatu pendekatan sistematis untuk mengidentifikasikan dan mengeliminasi pemborosan, tidak memberi nilai tambah melalui aktifitas peningkatan terus-menerus serta mengoptimalkan value stream. Penerapan lean manufacturing akan menciptakan proses produksi yang mengalir yang ditarik dan dikendalikan sesuai dengan derap permintaan pelanggan. Penerapan lean manufactoring ditujukan untuk mengeliminasi inventori yang belum diperlukan (berlebih).
4 Prinsip Lean Manufacturing :
1.        Meminimumkan waste
2.        Merusaha membuat kualitas yang sempurna sejak kesempatan pertama (perfect first-time quality)
3.        Lini produksi yang fleksibel
4.        Perbaikan berkelanjutan (continuous improvement)
Karakteristik Proses Lean Manufacturing :
1.        Single-piece production
2.        Repetitive order characteristics
3.        Just In Time materials/pull scheduling
4.        Short cycle times
5.        Quick changeover
6.        Continuous flow work cells
7.        Collocated machines, equipment, tools and people
8.        Compressed space Multi-skilled employees
9.        Empowered employees
10.    High first-pass yields with major reductions in defects
Metode Lean Manufacturing :
1.        Kanban : suatu sistem produksi yang digunakan untuk mengkomunikasikan jadwal produksi yang telah disusun dari suatu pusat kerja lainnya yang terdiri dari proses sebelum dan proses sesudah. Penyebab over production : forecasting, long set up, “just in case” for breakdowns.
2.        Waste : Segala sesuatu selain sejumlah minimum perlengkapan, material, komponen, dan waktu kerja yang sangat penting untuk produksi. Suatu perusahaan dikatakan lean jika semua aktivitas yang bersifat value-added atau aktivitas yang memberikan nilai tambah dilihat dari sudut pandang costumer.
3.        Necessary Non Value Adding Activity atau aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah tetapi dibutuhkan.
4.        One Piece Flow (proses mengalir) merupakan inti dari organisasi lean, yaitu bahwa mempersingkat waktu yang diperlukan muli dari material hingga menjadi barang jadi akan memunculkan kualitas terbaik, biaya terendah, waktu pengiriman yang tersingkat.
5.        Heijunka (product Leveling) adalah meratakan produksi baik dari segi volume maupun bauran produk, membuat produk berdasarkan urusan aktual dari pesanan
6.        SMED (Single Minute Exchange of Die) yaitu suatu metode untuk memprediksi set-up time dan changeover.
7.        5S : Seiri (Short), Seiton (Stabilize), Seiso (Shine), Seiketsu (standardize), Shitsuke (Sustain).
8.        Keizen adah konsep yang dikenal sebagai peningkatan berkelanjutan ini menunjukkan sebuah proses di mana keseluruhan kemajuan dalam produktivitas dan kemajuan dalam sebuah perusahaan, datang dari perbaikan kecil yang dilakukan oleh pekerja setiap hari
9.        Jidoka dan Andon merupakan sebuah metode dalam quality control dengan cara inspeksi dari tiap produk yang bergerak melewati proses produksi.
10.    OEE (Overall Equipment Efficiency) adalah alat yang menggabungkan beberapa masalah manufactur dan data untuk memberikan informasi tentang proses, termasuk perbandingan alat yang berfungsi untuk menilai berbagai sub-komponen dari proses produksi.
11.    Teori Hambatan (TOC) merupakan sistem perbaikan, yang menyatakan bahwa setiap sistem memiliki satu tujuan dan dicapai oleh banyak terkait proses dan dari proses itu, satu proses bertindak seperti kemacetan.
12.    TRIZ adalah inovasi dan teknologi untuk mengembangkan ide-ide kreatif untuk memecahkan masalah.
13.    Produksi Sel. Sel produksi dapat mengakibatkan peningkatan efisiensi karena peningkatan motivasi dan pekerja mereka berbagi keterampilan dan keahlian. 
14.  TPM (Total Productive Maintenance) adalah program perencanaan dan mencapai minimal mesin downtime.

1 komentar: